Rabu, 01 Mei 2013

OPERASI KATARAK

OPERASI KATARAK

OPERASI KANKER PAYUDARA

OPERASI KANKER PAYUDARA

OPERASI KANKER RAHIM

OPERASI KANKER RAHIM

PERSALINAN OPERASI ANAK

PERSALINAN OPERASI ANAK

PEMRIKSAAN IBU HAMIL

PEMERIKSAAN IBU HAMIL

ABORTUS

ABORTUS

PERSALINAN NORMAL

PERSALINAN NORMAL

                                
      
Melahirkan Di Dalam Air (Waterbirth)

Melahirkan di dalam air atau Water Birth mulai populer di Eropa, terutama Rusia dan Prancis pada tahun 1970-an. Tujuannya saat itu adalah untuk memudahkan lahirnya bayi. Melahirkan dalam air dapat mengurangi rasa sakit pada ibu. Idenya berawal dari pemikiran bahwa janin yang selama sembilan bulan berenang dalam air ketuban dapat lebih nyaman memasuki dunia baru yang juga air. Setelah itu bayi akan bernapas dan menghirup udara.
Namun, ada beberapa resiko pada water birth, misalnya adanya komplikasi pada paru. Kadang bayi kesulitan bernapas ketika berada dalam air. Maka jika ingin melahirkan dalam air, Anda harus dulu berkonsultasi dengan dokter.
Manfaat Melahirkan di Air
Manfaat bagi ibu :
Para pakar kesehatan dibidang ginekologi mengakui bahwa melahirkan didalam air memiliki kelebihan dibanding metode melahirkan lain, yaitu:
.     Ibu akan merasa lebih rileks karena semua otot yang berkaitan dengan persalinan menjadi lebih elastis
.     Metode ini juga akan mempermudah proses mengejan, sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan.
. Di dalam air proses pembukaan jalan lahir akan berjalan lebih cepat.
  Manfaat bagi bayi :
.     Menurunnya resiko cedera kepala bayi.
.     Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga tubuh bayi akan cepat memerah setelah dilahirkan.
Proses Melahirkan Di Air
Proses dan melahirkan dalam air sama saja dengan melahirkan normal, hanya tempatnya yang berbeda. Dilakukan didalam sebuah kolam cukup besar (berukuran 2 meter) yang terbuat dari plastik atau bath tube dengan benjolan-benjolan pada alasnya agar posisi Anda tidak merosot. Selain kolam plastik, fasilitas pendukung lainnya adalah pompa pengatur air agar tetap bersikulasi, pengatur suhu (water heater) untuk menjaga air tetap hangat, serta termometer untuk mengukur suhu. Kolam yang sudah disterilisasi kemudian diisi air yang suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh, yaitu sekitar 36-37 Celcius. Ini bertujuan agar bayi tidak merasakan perbedaan suhu yang ekstrem antara didalam perut dan diluar, dan agar bayi tidak mengalami hipotermia.
Selanjutnya Anda mengejan seperti biasa. Mengingat tempatnya di air, bayi yang baru keluar otomatis berendam dulu selama beberapa saat didalam air (sekitar 5-10 detik). Ini tidak masalah karena suhu air hampir sama dengan suhu cairan ketuban tempat bayi "berenang" sebelum dilahirkan. Itu sebabnya ketika baru keluar, bayi tidak menangis, mungkin dia merasa seolah seperti belum lahir karena kondisinya sama antara didalam dan diluar.
Batasan Melahirkan Di Air
Melahirkan diair tetap ada batasan dan pertimbangan medis untuk diperkenankan. Beberapa faktor yang tidak membolehkan persalinan dalam air, antara lain panggul ibu kecil, bayi lahir sungsang atau melintang, ibu yang sedang dalam perawatan medis, ibu memiliki penyakit herpes, serta beberapa keadaan lainnya. Ibu yang mengindap herpes disarankan untuk tidak melahirkan dengan metode ini, karena kuman herpes tidak mati didalam air sehingga dapat menular kepada bayi melalui mata,selaput lendir,dan tenggorokan bayi.
Syarat lainnya, proses melahirkan didalam airtidak bisa dilakukan sembarangan, kendati terlihat mudah. Pengawasan dari pihak medis tetap diperlukan untuk menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Resiko Melahirkan di Air
Resiko yang terjadi adalah bayi menelan air. Maka dari itu, air kolam dibuat steril sehingga walaupun tertelan bayi tidak membahayakan. Bayi juga mengalami temperatur shock jika suhu air tidak sama dengan suhu ibu saat dilahirkan, yaitu 36-37 celcius. Resiko pada ibu adalah hiportemia(suhu tubuh terlalu rendah) akibat proses melahirkan yang lebih lama dibandingkan waktu yang diperkirakan.
TIPS :
.     Buatlah keputusan yang tepat setelah berkonsultasi dengan dokter. Jika Anda memastikan melahirkan di dalam air, yakinlah itu cara terbaik bagi Anda.
.     Mengikuti senam hamil. Senam hamil berguna untuk melatih pernapasan dan melenturkan lubang vagina sehingga memudahkan kelahiran si bayi.
.     Pilihlah rumah sakit yang memiliki fasilitas water birth dengan tenaga dpkter dan perawat yang terlatih.

 

Selasa, 30 April 2013

MANUAL PLASENTA

PLASENTA MANUAL

Plasenta manual adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada dinding uterus dan mengeluarjannya dari cavum uteri secara manual.
Plasenta manual dilaksanakan stelah dilaksanakan manajemen aktif kala III, dimana setelah 30 menit terlampaui dan telah diberikan oksitosin 10 unit untuk kedua kalinya plasenta tidak lahir, dengn catatan ada tanda – tanda perdarahan.
Karena jika tidak ada tanda – tanda perdarahan, jangan mencoba untuk melepaskan plasenta dengan cara lain, dan segera lakukan rujukan.
Langkah – langkah manual plasenta adalah sebagai berikut :
1.                    Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Menyususn alat dan bahan secara berurutan sesuai dengan penggunaan (lternati), dan memeriksa kelengkapan serta meletakkan pada tempat yang mudah dijangkau.
2.                     Memberikan penjelasan pada ibu akan tindakan yang akan dilakukan. Dan mengatur posisi pasien dengan posisi litotomi. Memperhatikan privacy dan kenyamanan ibu.
3.                   Memberikan sedative (valium / diazepam IV) 10 mg.
4.                   Mencuci tangan hingga siku, dengan air mengalir, dan sbun, kemudian keringkan.
5.                   Memakai sarung tangan pada kedua tangan dan mengenakan sarung tangan panjang sampai siku pada tangan kanan.
6.                   Membersihkan daerah perineum dan vulva dengan kapas aseptic dan antiseptic, dan melakukan kateterisasi bila perlu.
7.                   Menegangkan tali pusat dengan menggunakan klem, tegangkan secara perlahan, sejajar lantai.
8.                   Memasukkan tangan kanan ke dalam vagina secara obstetric dengan menyatukan jari tangan ketika masuk ke dalam vagina, sementara tangan kiri memegang tali pusat, tangan kanan mneyusur tali pusat hingga lokasi plasenta berada.
9.                   Melepaskan pegangan tali pusat, dan memindahkan tangan kiri untuk memegang fundus uteri dari luar untuk membantu uterus berkontraksi.
10.                Dengan bagian lateral jari – jari tangan kanan, mencari insersi pinggir plasenta, membuka tangan obstetric menjadi seperti memberi salam, jari – jari dirapatkan secara perlahan, gerakan tangan menyisir dengan gerakan ke kanan dan kekiri yang sangat lembut sampai seluruh plasenta terpisah dari dinding rahim, curigai adanya plasenta akreta. Jika plasenta sulit dilepaskan, siapkan tindakan bedah, kemudian lakukan masase dari luar dengan tangan kiri bila plasenta telah lepas seluruhnya.
11.  Menarik plasenta secara hati – hati dengan tangan kanan pada waktu uterus berkontraksi. Dan harus diingat, sebelum mengeluarkan tangan kanan dari jalan lahir, yakinkan tidak ada sisa plasenta yang tersisa pada cavum uteri / melakukan eksplorasi ulangan untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih tertinggal.
12.  Memindahkan tangan kiri ke supra simfisis untuk menahan uterus pada saat plasenta dikeluarkan.
13.           Memeriksa plasenta setelah dilahirkan, lengkap / tidak. Kontraksi uterus.
14.   Memberikan 0,2 mg ergometrin IM untuk membantu kontraksi uterus.
15.    Memeriksa ibu dan mmelakukan penjahitan bila ada robekan cerviks atau vagina juga episiotomi.
16. Melepaskan semua peralatan dan bahan yang terkontaminasi pada kom yang berisi klorin 0,5%
17.            Melepaskan sarung tangan secara terbalik dan rendam dalam wadah larutan klorin 0,5%.
18.     Mencuci tangan kembali sampai bersih dibawah air mengalir.
19.                 Memberikan antibiotic profilaksis dosis tunggal
a. Ampisillin 2 gr IV + Metronidazole 500 mg
b.  Cefatazole 1 gr IV + Metronidazole 500 mg
20.        Mengobservasi perdarahan pervaginam dan memeriksa vital sign
c.  Setiap 15 menit pada jam pertama.
d. setiap 30 menit pada jam kedua.
21.                 Meyakinkan uterus berkontraksi dengan baik.