PLASENTA MANUAL
Plasenta manual adalah
prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada dinding uterus dan
mengeluarjannya dari cavum uteri secara manual.
Plasenta manual dilaksanakan stelah
dilaksanakan manajemen aktif kala III, dimana setelah 30 menit terlampaui dan
telah diberikan oksitosin 10 unit untuk kedua kalinya plasenta tidak lahir,
dengn catatan ada tanda – tanda perdarahan.
Karena jika tidak ada tanda – tanda perdarahan,
jangan mencoba untuk melepaskan plasenta dengan cara lain, dan segera lakukan
rujukan.
Langkah – langkah manual
plasenta adalah sebagai berikut :
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Menyususn alat dan bahan secara berurutan sesuai dengan penggunaan (lternati),
dan memeriksa kelengkapan serta meletakkan pada tempat yang mudah dijangkau.
2. Memberikan penjelasan pada ibu akan tindakan
yang akan dilakukan. Dan mengatur posisi pasien dengan posisi litotomi.
Memperhatikan privacy dan kenyamanan ibu.
3.
Memberikan sedative (valium / diazepam IV) 10
mg.
4.
Mencuci tangan hingga siku, dengan air
mengalir, dan sbun, kemudian keringkan.
5.
Memakai sarung tangan pada kedua tangan dan
mengenakan sarung tangan panjang sampai siku pada tangan kanan.
6.
Membersihkan daerah perineum dan vulva dengan
kapas aseptic dan antiseptic, dan melakukan kateterisasi bila perlu.
7.
Menegangkan tali pusat dengan menggunakan klem,
tegangkan secara perlahan, sejajar lantai.
8.
Memasukkan tangan kanan ke dalam vagina secara
obstetric dengan menyatukan jari tangan ketika masuk ke dalam vagina, sementara
tangan kiri memegang tali pusat, tangan kanan mneyusur tali pusat hingga lokasi
plasenta berada.
9.
Melepaskan pegangan tali pusat, dan memindahkan
tangan kiri untuk memegang fundus uteri dari luar untuk membantu uterus
berkontraksi.
10.
Dengan bagian lateral jari – jari tangan kanan,
mencari insersi pinggir plasenta, membuka tangan obstetric menjadi seperti
memberi salam, jari – jari dirapatkan secara perlahan, gerakan tangan menyisir
dengan gerakan ke kanan dan kekiri yang sangat lembut sampai seluruh plasenta
terpisah dari dinding rahim, curigai adanya plasenta akreta. Jika plasenta
sulit dilepaskan, siapkan tindakan bedah, kemudian lakukan masase dari luar
dengan tangan kiri bila plasenta telah lepas seluruhnya.
11. Menarik plasenta secara hati – hati dengan
tangan kanan pada waktu uterus berkontraksi. Dan harus diingat, sebelum
mengeluarkan tangan kanan dari jalan lahir, yakinkan tidak ada sisa plasenta
yang tersisa pada cavum uteri / melakukan eksplorasi ulangan untuk memastikan
tidak ada bagian plasenta yang masih tertinggal.
12. Memindahkan tangan kiri ke supra simfisis untuk
menahan uterus pada saat plasenta dikeluarkan.
13. Memeriksa plasenta setelah dilahirkan, lengkap
/ tidak. Kontraksi uterus.
14. Memberikan 0,2 mg ergometrin IM untuk membantu
kontraksi uterus.
15. Memeriksa ibu dan mmelakukan penjahitan bila
ada robekan cerviks atau vagina juga episiotomi.
16. Melepaskan semua peralatan dan bahan yang
terkontaminasi pada kom yang berisi klorin 0,5%
17. Melepaskan sarung tangan secara terbalik dan
rendam dalam wadah larutan klorin 0,5%.
18. Mencuci tangan kembali sampai bersih dibawah air mengalir.
19.
Memberikan antibiotic profilaksis dosis tunggal
a. Ampisillin 2 gr IV +
Metronidazole 500 mg
b. Cefatazole 1 gr IV + Metronidazole
500 mg
20. Mengobservasi perdarahan pervaginam dan memeriksa vital sign
c. Setiap
15 menit pada jam pertama.
d. setiap
30 menit pada jam kedua.
21.
Meyakinkan uterus berkontraksi dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar